Doa tidak hanya dianggap penting dalam Alkitab, tetapi juga
sepanjang sejarah gereja. Kalau kita menyelidiki sejarah, maka kita
bisa menemukan banyak hamba Tuhan yang sungguh-sungguh berdoa dan
berhasil dalam pelayanan mereka.
Sebagai contoh adalah MARTIN LUTHER. Dia mengatakan, "Jikalau saya
gagal untuk mengasingkan waktu dua jam untuk berdoa setiap pagi,
maka iblis mendapat kemenangan sepanjang hari. Saya mempunyai banyak
sekali pekerjaan, sehingga saya tidak dapat memulainya sebelum
mengasingkan waktu tiga jam dalam doa setiap hari." Ia mempunyai
semboyan, "Ia yang telah berdoa dengan baik, sudah belajar dengan
baik."
Pada waktu lima orang siswa SMU bertemu di Kota Halle di Jerman
untuk berdoa dan membaca firman Tuhan bersama-sama, persekutuan ini
menjadi benih bagi gerakan MISI MONROVIA yang begitu penting dalam
sejarah misi.
Sesudah CHARLES dan JOHN WESLEY dengan beberapa mahasiswa yang lain
membuka persekutuan doa, membaca firman Tuhan bersama-sama, dan
saling mendoakan, supaya mereka dipakai lebih efektif bagi Kerajaan
Allah di dunia ini, Tuhan menanamkan kerinduan di dalam hati mereka
untuk memberitakan Injil di antara orang Indian di Amerika. Ini
menjadi permulaan gerakan metodis, yang sekarang tersebar di seluruh
dunia.
Pada mulanya WILLIAM CAREY, seorang tukang sepatu dari Inggris yang
bertobat, sering mengikuti persekutuan doa. Dia sepakat dengan
beberapa temannya untuk sungguh-sungguh mendoakan bangsa-bangsa yang
belum mendengar Injil. Akhirnya dia berjanji, "Saya bersedia untuk
pergi ke tempat orang kafir yang belum beragama dan yang belum
mengenal Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat, jikalau kalian
setia mendoakan saya." Kelima temannya berjanji mendukung Carey
dalam doa seumur hidup mereka. Itulah sebabnya Carey pergi ke India
dan membawa Injil ke sana. Sesudah itu ia dan timnya di Serampore
College menerjemahkan dan membantu/supervisi proses penerjemahan
Alkitab ke dalam 36 bahasa. Teman doanya yang paling setia adalah
adik perempuannya yang lumpuh yang tidak bisa ke luar dari tempat
tidur. Bertahun-tahun dia dengan setia dan berjasa mendoakan
kakaknya, sehingga Injil bisa diberitakan di Asia.
Pada tahun 1881, DWIGHT L. MOODY, seorang penginjil Amerika datang
ke Inggris dan mengadakan Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR)
besar-besaran di sana. Banyak mahasiswa yang bertobat. Ada tujuh orang
mahasiswa yang sangat pandai bertobat serta dipanggil Tuhan untuk
melayani sebagai Misionaris. Mereka bergabung di bawah Yayasan
Hudson Taylor di RRC. Salah satu di antara mereka adalah seorang
olahragawan yang terkenal di Inggris bernama C.T. Studd. Pertama-tama
Studd melayani di RRC, setelah itu di India dan seterusnya,
dengan yayasannya sendiri ia melayani di negara Afrika. Dan masih
banyak contoh yang lain.
Pernah ada LIMA MAHASISWA di Amerika Serikat yang bertemu dua kali
seminggu di pinggir sungai untuk berdoa. Pada suatu hari mereka lari
dan masuk ke dalam suatu gudang supaya tidak kehujanan. Pada waktu
hujan turun sangat lebat, mereka menyerahkan kehidupan mereka bagi
misi sedunia kepada Tuhan. Salah satu di antara mereka adalah
ADONIRAM JUDSON yang akhirnya menjadi misionaris di Burma (Myanmar).
Kesuksesan Dr. Judson dalam pekerjaan Tuhan sebagai utusan Injil
bersumber pada kenyataan bahwa ia menyediakan waktu untuk berdoa.
Dia sendiri menjelaskan kepada jemaatnya pada waktu ditanya mengenai
hal ini:
"Aturlah urusan-urusan Saudara sedemikian rupa, sehingga dengan mudah Saudara dapat menyisihkan waktu dua atau tiga jam setiap hari, bukan saja untuk latihan-latihan kebaktian pribadi, tetapi khususnya untuk berdoa secara rahasia dan bersekutu dengan Allah. Dalam persekutuan pribadi dengan-Nya dalam bilik doa pribadi Saudara. Mulailah setiap hari dengan bangun sesudah tengah malam, dan lakukanlah kebaktian pribadi di tengah-tengah kegelapan dan kesunyian malam hari. Selanjutnya pada jam sembilan malam, sediakan waktu juga untuk berdoa. Bersikaplah tegas dalam hal ini untuk kepentingan Tuhan. Sadarilah bahwa waktu sekarang adalah singkat, dan kiranya pekerjaan dan kunjungan-kunjungan jangan merampas Saudara dari Tuhan."
Dengan kebiasaan ini Dr. Judson membangun suatu kerajaan bagi
Kristus dengan meletakkan dasarnya dari Allah, sebagai granit yang
kekal di hati Burma (Myanmar). Dia berhasil dengan baik, dan dia
merupakan seorang dari sedikit orang yang telah memberi kesan kepada
dunia tentang kemahakuasaan Kristus. Banyak orang yang mempunyai
karunia dan bakat yang lebih besar dan lebih terdidik daripada dia,
tetapi tidak memberi kesan seperti Judson. Pekerjaan rohani mereka
sama seperti jejak-jejak di atas pasir yang segera hilang, akan
tetapi pekerjaan Judson terukir pada hati orang yang amat keras.
50 tahun sesudah Judson dan teman-temannya berdoa di gudang di
pinggir sungai di Amerika, ada seorang pemuda lain bernama WISHARD
yang berdoa di tempat yang sama. Dan dia berkata, "Tuhan, saya
bersedia untuk melayani Tuhan di mana-mana. Tempatkan saya di mana
saya bisa dipakai secara efektif bagi kerajaan Allah." Dan Tuhan
memakai pemuda ini untuk menanam pikiran misi di kalangan-kalangan
CVMJ dan di persekutuan-persekutuan doa di universitas-universitas.
Banyak mahasiswa melalui pemuda ini terpanggil untuk menjadi
misionaris.
Pada tahun 1888 ada 250 ORANG MAHASISWA yang bertemu selama satu
bulan pada Konferensi Misi di bawah pimpinan Dwight L. Moody di
Amerika Serikat. Banyak di antara mereka berdoa semalam suntuk, dan
hampir 100 orang mahasiswa menyerahkan diri bagi pelayanan misi
sedunia. Mereka mengatakan, "Semua orang harus pergi kepada semua
bangsa." Tujuan mereka adalah untuk mencapai dunia ini dengan Injil
dalam generasi mereka. Sampai tahun 1945 lebih dari 20.000
misionaris diutus dari Amerika (referensi: Paul Wagner, "ein Herz
fuer Weltmission" [Stuttgart, Jerman, 1985] 34-37).
Memang jelas sekali bahwa para hamba Tuhan ini dipakai oleh Tuhan.
Allah menciptakan mereka dengan karunia untuk berdoa. Inilah tujuan
Allah, yaitu manusia yang berdoa. Barangsiapa sudah lahir baru dan
percaya kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamatnya, dia juga
menerima Roh Kudus. Roh Kudus ini mengajar manusia untuk berdoa. Ada
yang berdoa lama selesai, ada juga yang berdoa sering tetapi
singkat. Yang penting adalah bahwa setiap anak Tuhan harus berdoa.
Tanpa doa, Jemaat Tuhan tidak bisa berhasil mengalahkan dunia ini
dan tidak bisa memberitakan Injil. Kita perlu mempunyai prioritas
yang jelas dan sesuai dengan Alkitab. Mari kita meniru para
misionaris dan mulai berdoa dengan sungguh-sungguh. Martin Luther
mengatakan, "Pekerjaan orang Kristen adalah berdoa, seperti seorang
tukang sepatu yang membuat sepatu dan seorang penjahit yang menjahit
baju, demikianlah seorang Kristen diperintahkan untuk berdoa."
(referensi: Peter Meier dan John Hyde, "der Beter" [Beatenberg,
Swiss, 1977] 55).
Diedit dari sumber:
Judul Buku | : | Doa dan Misi |
Judul Artikel | : | Beberapa Tokoh Penting dlm Doa Sepanjang Sejarah Misi |
Penulis | : | Dr. Veronika J. Elbers |
Penerbit | : | Seminari Alkitab Asia Tenggara, Malang, 2001 |
Halaman | : | 16 - 21 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar