oleh: Pdt. Paul Yonggi Cho
Bab ini cukup singkat tetapi bermanfaat untuk dibaca karena ditulis
oleh David Yonggi Cho, pendeta dari gereja terbesar di dunia. Kapan
pun dia menceritakan sejarah bagaimana Gereja Yoido Full Gospel, di
Korea, yang keanggotaannya bertumbuh hingga berjumlah lebih dari
600.000 orang {Cat. Red.: Jemaat Gereja Yoido Full Gospel telah
berkembang menjadi lebih dari 800.000 orang pada tahun 2000.], maka
hal pertama dan paling utama yang ia sangat tekankan adalah tentang
dinamika rohani dari pelayanannya. Di dalam bab ini, Cho menekankan
pentingnya doa, pengorbanan, serta kekudusan dalam memenangkan sebuah
kota bagi Allah.
"Kita sedang hidup di ambang peristiwa bersejarah yang penting di
dalam sejarah gereja. Karena alasan inilah, saya selalu menganggap
diri saya benar-benar beruntung bisa melayani Allah di saat-saat
kritis ini. Di hari-hari terakhir ini, Allah sedang bergerak dengan
dasyat melalui Roh Kudus-Nya dan memerintahkan kepada kita untuk
bangkit, menyeberang, ikut bergumul, serta memenangkan kota bagi
Allah. Allah sedang membangkitkan orang-orang kudus-Nya yang besar
untuk menggenapi rencana-Nya di dalam generasi kita."
"Pelayanan saya dimulai dengan usaha memenangkan kota. Ketika saya
pertama kali menjadi pioner dalam gereja saya, tidak ada seorangpun
yang mau datang ke kebaktian di tenda tentara kami yang sudah tua
serta robek-robek oleh karena tekanan kuasa gelap yang begitu kuat
atas desa tersebut. Kunci untuk melepaskan ikatan tersebut adalah
ketika diusirnya kuasa iblis dari seorang wanita yang telah
terbaring lumpuh selama tujuh tahun. Setelah berdoa berbulan-bulan,
dan ketika iblis yang menguasai wanita tersebut diusir keluar dan
dia mengalami kesembuhan, gereja kami berkembang dengan luar biasa.
Langit di atas desa tersebut telah terbuka dan berkat Allah mulai
dicurahkan. Saat ini, Gereja Yoido Full Gospel masih terus
bertumbuh. Gereja kami sekarang beranggotakan 600.000 orang, dan
kami sedang bergerak maju pada sasaran kami, yakni satu juta orang
anggota pada tahun 1992. Saat ini target ini sedang mulai dicapai."
"Pertumbuhan gereja kami dan pertumbuhan ke-Kristenan di seluruh
negara Korea tidak terjadi secara kebetulan. Pertumbuhan tersebut
terjadi melalui doa yang kuat, keras, dan sungguh-sungguh.
Sebagaimana yang sudah dikatakan oleh Yesus di dalam Matius 11:12,
'... Kerajaan Sorga diserang dan orang yang menyerangnya mencoba
menguasainya'. Contohnya, di gereja Yoido Full Gospel, kami
menyelenggarakan persekutuan doa semalam suntuk tiap malam, dan
orang-orang yang hadir jumlahnya ribuan. Setiap Jumat malam, lebih
dari lima belas ribu oramg bergandengan tangan dan bersatu hati
berdoa agar kerajaan Allah datang. Di bukit doa, setiap harinya
setidaknya tiga ribu orang berdoa, berpuasa, dan melayani Tuhan
kapan saja. Secara keseluruhan, setiap tahunnya satu setengah juta
orang datang ke sana dan berdoa. Ini tidak hanya terbatas bagi
gereja kami saja; di seluruh Korea Selatan orang Kristen berdoa di
sana. Salah satu ciri yang unik di Korea adalah bahwa jutaan orang
setiap pagi pukul 05.30 berkumpul untuk berdoa, tidak memperdulikan
hujan, angin, atau salju."
"Pengorbanan yang besar diberikan oleh gereja Korea. Sesungguhnya,
gereja Tuhan memang mengalami aniaya kekerasan. Suatu sejarah
panjang tentang penganiayaan terhadap orang-orang Kristen oleh
orang-orang Komunis dan oleh tentara pendudukan Jepang pernah
dialami oleh Korea. Salah satunya adalah dipasangnya altar Shinto
oleh orang-orang Jepang di semua gereja Kristen. Polisi militer
berjaga-jaga untuk memaksakan aturan yang mengharuskan semua orang
Kristen untuk membungkuk terlebih dahulu di depan altar berhala
sebelum mereka masuk ke dalam gereja untuk menyembah Allah Yang Maha
Kuasa. Mereka yang menolak untuk melakukan hal itu dipenjarakan dan
dihukum berat, serta banyak sekali para hamba Tuhan yang dihukum
mati oleh tentara Jepang. Banyak gereja dan secara bersama-sama
memutuskan untuk menentang ketidakadilan ini. Banyak gereja yang
bertindak seperti ini ditutup, dengan wanita serta anak-anak ada di
dalamnya, kemudian dibakar sampai musnah oleh karena penolakan
mereka untuk menyembah berhala. Sampai sekarang ini pun diperlukan
pengorbanan yang besar untuk menjadi seorang Kristen di Korea.
Orang-orang percaya merupakan kelompok minoritas. Tetapi sekarang,
karena 'Darah orang-orang yang mati syahid adalah benih jemaat',
kami menghitung, paling tidak seperempat bagian dari bangsa kami
menjadi orang percaya di dalam Tuhan Yesus Kristus."
"Akhirnya, sepatah kata nasihat. Adalah hal yang penting bagi mereka
yang dipanggil untuk terlibat di dalam peperangan rohani untuk
menyucikan serta menguduskan diri mereka, karena Dia adalah Allah
yang kudus. banyak orang yang telah mengusir setan, yang telah
bernubuat, dan yang telah melakukan mujizat-mujizat demi nama-Nya
mungkin mendapat pernyataan Allah ini, 'Aku tidak pernah mengenal
kamu. Enyahlah daripada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!' Iblis
telah masuk ke dalam gereja dan menimbulkan ketidakadilan, kejahatan
dan ketidakbenaran di tengah-tengah kita."
"Sesuatu yang membuat hati saya hancur ketika menyaksikan banyak
rekan sekerja yang bekerja untuk kerajaan Allah jatuh dan
dipermalukan. Seperti ketujuh orang anak Skewa, roh jahat itu
menerpa mereka, menggagahi mereka semua dan mengalahkannya, sehingga
mereka lari dari rumah orang itu dengan telanjang dan luka-luka.
Tanpa kesucian dan kekudusan, tanpa pengorbanan yang besar, dan
tanpa kehidupan doa yang sungguh-sungguh, akan banyak orang yang
benar-benar terluka. Roh jahat itu mungkin menjawab, 'Yesus aku
kenal, dan Paulus aku ketahui, tetapi kamu, siapakah kamu?'."
"Suatu perkara yang baik yang pernah diperingatkan kepada kita oleh
Rasul Paulus, silakan baca Efesus 6:10-18".
Diedit dari sumber:
Judul Buku | : | Roh-roh Territorial |
Penulis | : | C. Peter Wagner |
Judul Artikel | : | Merebut Kota di Korea |
Penulis | : | Paul Yonggi Cho |
Penerbit | : | Yayasan Pekabaran Injil Immanuel, Jakarta, 1994 |
Halaman | : | 127 - 130 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar