Memotong Tangan Anaknya agar bisa Mengemis
Sejujurnya saya sedih ketika harus menulis ulang sebuah pengalaman dari salah seorang blogger di catatan hariannya dan saya tempatkan di note penjarah neraka ini. Judul di atas mungkin sangat keterlaluan jika dipikir secara nalar, tapi itulah yang terjadi pada kenyataannya.
Pernah tidak jika dalam putaran
waktu selama ini, di titik sahabat berpijak saat ini, merasakan hidup
itu benar-benar "bad" cukup di dalam hati Anda masing-masing
menjawabnya. ketika kerumitan begitu menggigit nadi kita, menyelimuti
serupa benalu yang menggerogoti sari pati daya jernih otak kita. tidak
berarti, begitu menyusahkan orang, coba kalau bisa di sebuah kehidupan
yang lain! pernah? hidup ini sepertinya sangat menyebalkan, hanya
menambahi kesulitan saja, tidak ada sesuatu yang beres!
Tapi kesemua itu berubah sejak
kemarin, pandangan hidup saya benar-benar telah berubah sejak saya
terlibat sebuah percakapan dengan seorang kawan. Ia mengatakan kepada
saya bahwa walau ia mempunyai dua pekerjaan dan berpenghasilan sangat
minim setiap bulannya, namun ia tetap merasa bahagia dan senantiasa
bersukacita.
Saya menjadi bingung, bagaimana
bisa? ia bersukacita selalu dengan gajinya yang minim itu untuk
menyokong kedua orangtuanya, mertuanya, istrinya, dua orang putrinya,
ditambah lagi tagihan-tagihan rumah tangga yang menumpuk setiap bulan!
Kemudian
ia menjelaskan bahwa itu semua karena suatu kejadian yang ia alami di
India. beberapa tahun yang telah lalu saat ia sedang berada dalam
situasi yang begitu berat. Setelah banyak kemunduran yang ia alami saat
itu, ia memutuskan untuk menarik nafas sejenak dengan mengikuti sebuah
tour ke India. Dan dia mengatakan, ketika di India, ia melihat tepat di
depan matanya sendiri bagaimana seorang ibu MEMOTONG tangan kanan
anaknya sendiri dengan sebuah golok!
Keputusasaan yang begitu dalam
di mata sang ibu, jerit kesakitan dari seorang anak yang tidak berdosa,
yang saat itu masih berumur 4 tahun, terus menghantuinya sampai
sekarang.
Kamu mungkin sekarang
bertanya-tanya, kenapa ibu itu begitu tega melakukannya? Apa anaknya itu
teramat nakalnya atau tangannya itu terkena suatu penyakit sampai harus
dipotong? ternyata tidak kawan!
Semua itu dilakukan sang ibu hanya agar anaknya dapat MENGEMIS ....
Ibu itu sengaja menyebabkan
anaknya cacat agar dikasihani orang-orang saat meminta-minta di jalanan!
Saya benar-benar tidak dapat menerima hal ini, tetapi ini adalah sebuah
kenyataan!
"Hanya saja hal mengerikan seperti ini terjadi di belahan dunia lain yang tidak dapat saya lihat sendiri!"
Kembali pada pengalaman sahabat
saya itu, ia juga mengatakan bahwa setelah itu ketika ia sedang
berjalan-jalan sembari memakan sepotong roti, dan secara tidak sengaja
menjatuhkan potongan kecil dari roti yang ia makan. Kemudian dalam
sekejap mata, segerombolan anak kira-kira ada enam orang anak sudah
mengerubungi potongan kecil dari roti yang sudah kotor itu, mereka
berebutan untuk memakannya! [suatu reaksi yang alami dari sebuah rasa
kelaparan yang amat].
Terkejut dengan apa yang baru
saja ia alami, kemudian sahabatku itu menyuruh guidenya untuk
mengantarkannya ke sebuah toko roti terdekat.
Ia menemukan dua toko roti dan
kemudian membeli semua roti yang ada di kedua toko itu! Pemilik toko
sampai kebingungan, tetapi ia bersedia menjual semua rotinya. Kurang
dari $100 dihabiskan untuk memperoleh 400 potong roti (jadi tidak sampai
$0,25 per potong) dan ia juga menghabiskan kurang lebih $ 100 lagi
untuk membeli barang-barang keperluan sehari-hari. lantas kembali ke
tempat anak-anak tadi dengan membawa satu truk yang dipenuhi dengan roti
dan barang-barang keperluan sehari-hari dan menemukan anak-anak [yang
kebanyakan Cacat] dan beberapa orang-orang dewasa di tempat itu! Ia pun
mendapatkan imbalan yang sungguh tak ternilai harganya, yaitu sebuah
kegembiraan dan rasa hormat dari orang-orang yang kurang beruntung ini.
Untuk pertama kalinya dalam
hidupnya, ia merasa heran bagaimana seseorang bisa melepaskan kehormatan
dirinya hanya untuk sepotong roti yang tidak sampai $ 0,25! Ia mulai
bertanya-tanya pada dirinya sendiri, betapa beruntungnya dirinya masih
mempunyai tubuh yang sempurna, pekerjaan yang baik, juga keluarga yang
sangat hangat. dan disetiap kesempatan di mana ia masih dapat
berkomentar tentang mana makanan yang enak, mempunyai kesempatan untuk
berpakaian rapi, punya begitu banyak hal di mana orang-orang yang ada di
hadapannya ini begitu kekurangan.
"Sekarang aku pun mulai berpikir
seperti itu juga. sebetulnya, apakah hidup saya ini sedemikian
buruknya? TIDAK, sebenarnya tidak buruk sama sekali! Nah, bagaimana
dengan sahabat?
Mungkin saja dikesempatan yang
lain saat kamu mulai berpikir seperti aku, cobalah ingat kembali tentang
seorang anak kecil yang harus KEHILANGAN sebelah tangannya hanya untuk
mengemis di pinggir jalan!
Sahabat, banyak hal yang sudah
kita alami dalam menjalani kehidupan kita selama ini, sudahkah kita
bersyukur? Apakah kita hanya mengeluh saja dan selalu merasa tidak puas
dengan apa yang sudah kita miliki saat ini? semoga catatan ini sedikit
membuat pengingat kita semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar