Kamis, 19 April 2012

Kerabat Kerja Ibu Teresa di Indonesia

Kerabat Kerja Ibu Teresa
Di Indonesia




Yayasan Dunia Baru

Didirikan tahun 1987, adalah sebuah yayasan yang bergerak dalam bidang pelayanan pada orang miskin, terutama yang termiskin diantara yang miskin. Yayasan Dunia Baru tidak mencari keuntungan. Kami pengurusnya membaktikan diri secara sukarela tanpa mendapat imbalan.

Pelayanan Yayasan Dunia baru antara lain :
  • Mengunjungi dan membantu orang-orang kesepian, yang sakit dan terlantar.
  • Memberikan tambahan gizi bagi yang memerlukan baik di Wisa Sahabat Baru maupun di luar Wisma.
  • Warung sehat, dimana secara rutin kami melayani makanan sehat dan obat-obatan praktis secara cuma-cuma di daerah kumuh.


Wisma Sahabat Baru

Pada tahun 1992, Yayasan Dunia Baru membangun sebuah rumah untuk kaum miskin yang sakit dan terlantar yang dinamakan “Wisma Sahabat Baru”

Dasar Pemikiran didirikannya Wisma Sahabat Baru :

  • Jakarta, kota metropolitan dengan segala situasi dan kondisinya sering menyebabkan seseorang kekurangan waktu baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain.
  • Orang miskin yang sakit dan terlantar sering tidak mempunyai tempat bernaung, tidak mempunyai seseorang yang merawat mereka.


Mengingat hal-hal diatas dan dari pengalaman kami melayani kaum miskin di Jakarta, kami melihat adanya sesuatu kebutuhan kaum miskin yang sakit untuk :
  • Suatu tempat penampungan sementara
  • Seseorang yang mau memberikan waktu untuk merawat dan mencintai mereka


Maka timbulah gagasan untuk mendirikan Wisma Sahabat Baru yang dapat melayani kaum miskin.

Corak Pelayanan
  • Tempat perawatan sementara
  • Menyelenggarakan kebutuhan sehari-hari berupa pakaian dan makanan serta minuman secara layak selama tinggal di Wisma
  • Memberikan perawatan sebatas kemampuan, serta memberikan pengobatan untuk mengurangi penderitaan penghuni Wisma. Jika memerlukan perawatan rumah sakit, maka biaya rumah sakit tidak menjadi tanggung jawab yayasan.
  • Pada akhirnya mengembalikan saudara-saudara kami ke keluarganya, masyarakat atau panti-panti sosial lainnya. Untuk ini Yayasan berusaha untuk mengadakan kerjasama dengan Rumah Sakit dan Yayasan sosial lainnya.
  • Mengingat keterbatasan kami, maka kami tidak dapat menerima pasien sakit syaraf.


Kebutuhan tempat perawatan sementara. Setelah mendengar kabar tentang seseorang yang sakit dan memerlukan pelayanan, beberapa anggota kami mencari dan mengunjunginya. Kami menemukan seorang ibu terbaring lemah di sebuah kamar di gubug dekat salah satu hotel besar di Ibu Kota. Kakinya bengkak dan tidak dapat turun dari tempat tidur. Kami membawa ibu M ke rumah sakit untuk di rawat. Dari pemerikasaan diketahui dia menderita sakit lever (hati). Setelah dirawat dirumah sakit beberapa lama dan boleh pulang, kami mengantar ibu M pulang ke gubugnya. Setelah tinggal di rumah selama seminggu kami melihat ibu ini dengan badannya yang masih lemah tidak mungkin merawat dirinya sendiri dalam gubugnya itu. Dia membutuhkan suatu tempat tinggal sementara, dia membutuhkan seseorang yang dapat merawat dan mencintainya. Pengalaman semacam ini merupakan pemicu kami untuk memulai Wisma Sahabat Baru sebagai tempat perawatan sementara bagi kaum miskin yang sakit. Kami memindahkan ibu M ke salah satu rumah jompo, Setelah beberapa bulan keadaannya membaik dan ingin pulang ke keluarganya di Jawa Tengah. Tetapi akhirnya karena penyakitnya ibu M meninggal di rumah jompo tersebut dan dimakamkan di perkuburan di dekat rumah jompo itu karena kami tidak bisa mengetahui siapa saudaranya dan dimana harus menghubungi mereka.

Bersama-sama kita dapat melakukan sesuatu yang indah bagi Tuhan. Dalam perjalanan ke pekerjaan pagi itu teman saya melihat seorang gelandangan tergeletak di pinggir jalan dan memberitahu saya. Kemudian saya bersama teman-teman yang lain memutuskan untuk melihat dan menjemput gelandangan itu. Setelah berdoa kami pergi ke lokasi, Kami melihat seorang pemuda kira-kira berumur 30 tahun, tergeletak di pinggir jalan di bawah jalan tol dalam keadaan setengah telanjang dan tidak dapat bergerak. Setelah mendapat keterangan dari RW setempat kami membawa dia ke Wisma Sahabat Baru. Setelah dirawat beberapa hari kami baru menyadari bahwa dia seorang yang terganggu syarafnya. Dia mulai sering berteriak dan mengembik (seperti suara kambing) dan pembicaraannya sering kacau. Dai dapat mengatakan nama dan dimana dia tinggal yang kami anggap belum tentu benar. Pasien lain mulai terganggu. Kami putuskan untuk memindahkan ke Panti Laras, suatu penampungan orang yang terganggu jiwanya milik pemerintah. Pagi itu sebelum berangkat ke panti laras, pemuda itu masih menyebutkan namanya Suradi, juga alamat dimana dia tinggal. Karena pembicaraanya sering kacau dan sikapnya yang tidak menentu, kami tidak terlalu memperhatikan apa yang dikatakan, tapi pada saat itu timbul juga keragu-raguan di hati kami, jangan-jangan yang dikatakan benar. Kami berdoa bersama dan memutuskan untuk mencoba mencari alamat yang dikatakan. Sebelum meninggalkan wisma, karena takut mengamuk di jalan, Suradi diberi obat yang membuat dia mengantuk di dalam mobil. Tapi sekalipun dia mengantuk, di tengah perjalanan dia dapat melihat seorang pria berbaju batik berdiri di pinggir jalan dan mengenalinya sebagai pamannya dan ia berkata: ‘Itu paman saya’. Mobil berhenti dan setelah menanyakan ke bapak tersebut memang ada keponakannya yang hilang dan belum ketemu. Begitu melihat Suradi, bapak itu begitu girang dan memeluk dia. Bersama-sama dengan paman Suradi kami mengantarkan Suradi ke rumahnya. Yang ternyata alamatnya berbeda dengan yang disebutkan Suradi. Suradi diangkat masuk ke rumah orang tuanya. Begitu gembira mereka, banyak sekali tetangga datang menyambut suradi. Terima kasih Tuhan karena telah mempertemukan kami dengan paman Suradi, karena kalau tidak tentu kami tidak dapat menemukan rumahnya dan mengantar Suradi ke panti laras, tempat penampungan orang yang terganggu jiwanya. Kami pulang dengan hati penuh sukacita, bernyanyi memuji Tuhan untuk semua bimbinganNya.

Dari kejadian diatas kami dapat melihat :
  • bagaimana Tuhan mencintai setiap orang, Tuhan mencintai kita satu-satu, juga Suradi, seorang gelandangan yang oleh banyak orang tidak diperhatikan
  • Kita tidak dapat melayani dengan mengandalkan kekuatan sendiri, kita harus berpegang pada kebesaran dan kekuatan Tuhan
  • Dengan memberikan diri dan mengatakan ‘Ya’ kepada Tuhan, kita bersama-sama dapat melakukan sesuatu yang indah bagi Tuhan

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai Kerabat Kerja, hubungi :

Wisma Sahabat Baru
jl. Sahabat Baru 39, Jakarta 11510
021 - 565-2594

Dan bagi anda yang tegerak untuk menyalurkan kasih
berupa uang bisa ditranfer ke :

Yayasan Dunia Baru
ABN AMRO Bank
No. Rekening  : 11.02.923
Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar