Senin, 24 Juni 2013

Ringkasan Kotbah "BAPA"

Ringkasan Kotbah GMS “Mercy” Balikpapan, 16 Juni 2013
Words of God by Ps. Fuji Harsono, ST

BAPA

Hari ini tanggal 16 Juni bertepatan dengan perayaan Father’s Day (Hari Ayah).
Karena itu Pastor Fuji menyampaikan Firman tentang Bapa/ Ayah/ Bapak ^_^

Yohanes 14:8-11
14:8 Kata Filipus  kepada-Nya: "Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami." 14:9 Kata Yesus kepadanya: "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami. 14:10 Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya. 14:11 Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri. 

Ada banyak orang yang sudah lama Kristen tetapi belum mengenal figur Bapa.
Yesus dan Bapa adalah Satu. Sebutan Bapa itu begitu eksklusif. Tidak kebetulan kalau ada sebutan bapa jasmani dan Bapa Sorgawi. Ini semua lahir dari ide Bapa Sorgawi.
Ada bapa jasmani supaya kita bisa dengan mudah mengenal Bapa Sorgawi lewat figur mereka.
Ketika hubungan kita dengan bapa jasmani rusak maka hal ini akan mempengaruhi cara pandang kita terhadap Bapa Sorgawi. Kita akan berpikir bahwa Bapa Sorgawi itu sama jahatnya dengan bapa jasmani kita. Inilah area yang sengaja dirusak oleh iblis supaya hubungan kita dengan Bapa juga rusak.

Ada kisah nyata tentang seorang anak yang sangat mempercayai ayahnya.
Seorang laki-laki (Nick Wallenda) memiliki kemampuan untuk bolak-balik air terjun Niagara dengan meniti seutas tali. Kemampuannya ini sudah sering tercatat di Guinness World Records (Rekor Dunia). Suatu ketika ia meminta sukarelawan yang mau digendong untuk menyeberangi air terjun Niagara tetapi tidak ada seorangpun yang mau padahal banyak penonton yang percaya ketika ditanya apakah Nick Wallenda sanggup menyeberangi air terjun tersebut. Tetapi pada kenyataannya tidak seorangpun yang mau mempercayakan dirinya untuk digendong menyeberangi air terjun. Hingga muncullah seorang anak kecil yang mau digendong menyeberang air terjun tersebut. Banyak penonton yang kuatir tentang anak kecil tersebut. Banyak juga yang bertanya-tanya mengapa orang tua anak kecil tersebut mengijinkan anaknya melakukan adegan berbahaya.
Singkat cerita mereka berhasil menyeberang dan membuat banyak orang bertepuk tangan dan berdecak kagum.
Setelah itu banyak yang mewawancarai anak kecil tersebut mengapa ia mau digendong oleh Nick Wallenda. Dengan polos ia menjawab, “karena ia adalah ayah saya.”
Woowwww…luaarrrrrr biasaaaaaa…anak tersebut sungguh-sungguh mau mempercayakan dirinya kepada ayahnya.
Seharusnya seperti inilah sikap hati kita kepada Bapa di Sorga.
Jangan cuma bilang percaya tetapi pada kenyataannya tidak mau mempercayakan hidupnya kepada Bapa di Sorga.
Jadilah seorang anak yang sepakat antara mulut dan tindakan kita untuk benar-benar percaya dan mempercayakan hidup kita kepada Bapa di Sorga.

Matius 3:16-17
(16) Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, (17) lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan."

Yesus menjadi model bagaimana menjadi seorang anak bagi Bapa di Sorga.
4 hal yang dapat kita pelajari dari ayat di atas :
1.      Identitas
Identitas Yesus sangat jelas, yaitu Anak.
Seorang ibu memberikan kasih sayang kepada anaknya tetapi seorang ayahlah yang sanggup memberikan identitas kepada anaknya.
Ketika sebuah keluarga kehilangan figur seorang ayah maka sang anak akan mengalami krisis identitas.
Di dalam Bapa Sorgawi kita mendapatkan identitas yang jelas sebagai seorang anak.
Hanya Bapa Sorgawi yang sanggup memulihkan hati kita yang mungkin telah hancur karena hubungan dengan ayah kita yang telah rusak.
Kita berharga di mata Bapa bukan karena perbuatan kita tetapi kita berharga karena kita adalah anak.

2.      Keintiman
Kalimat “kepadaNyalah Aku berkenan” bukan hanya ditunjukkan kepada Tuhan Yesus tetapi juga untuk kita. Hal ini menunjukkan bahwa Bapa tidak menolak kita.
Bapa memberikan keintiman kepada kita masing-masing.

3.      Disiplin
Bapa tidak hanya menunjukkan kelembutan tetapi juga ketegasan dalam hal kedisiplinan untuk membentuk karakter kita.

4.      Kasih yang tidak bersyarat
Di dalam Bapa Sorgawi kita temukan KASIH MUTLAK yang tidak bersyarat.


GOD BLESS YOU ALL ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar