Ringkasan Kotbah GMS “Mercy” Balikpapan,
16 Juni 2013
Words
of God by
Ps. Fuji Harsono, ST
BAPA
Hari
ini tanggal 16 Juni bertepatan dengan perayaan Father’s Day (Hari Ayah).
Karena
itu Pastor Fuji menyampaikan Firman tentang Bapa/ Ayah/ Bapak ^_^
Yohanes
14:8-11
14:8 Kata Filipus kepada-Nya:
"Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi
kami." 14:9 Kata Yesus kepadanya: "Telah sekian
lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku?
Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana
engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami. 14:10 Tidak percayakah
engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang
Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi
Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya. 14:11 Percayalah kepada-Ku,
bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya,
percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.
Ada
banyak orang yang sudah lama Kristen tetapi belum mengenal figur Bapa.
Yesus
dan Bapa adalah Satu. Sebutan Bapa itu begitu eksklusif. Tidak kebetulan kalau
ada sebutan bapa jasmani dan Bapa Sorgawi. Ini semua lahir dari ide Bapa
Sorgawi.
Ada
bapa jasmani supaya kita bisa dengan mudah mengenal Bapa Sorgawi lewat figur
mereka.
Ketika
hubungan kita dengan bapa jasmani rusak maka hal ini akan mempengaruhi cara
pandang kita terhadap Bapa Sorgawi. Kita akan berpikir bahwa Bapa Sorgawi itu
sama jahatnya dengan bapa jasmani kita. Inilah area yang sengaja dirusak oleh
iblis supaya hubungan kita dengan Bapa juga rusak.
Ada
kisah nyata tentang seorang anak yang sangat mempercayai ayahnya.
Seorang
laki-laki (Nick Wallenda) memiliki kemampuan untuk bolak-balik air terjun
Niagara dengan meniti seutas tali. Kemampuannya ini sudah sering tercatat di Guinness World Records (Rekor Dunia).
Suatu ketika ia meminta sukarelawan yang mau digendong untuk menyeberangi air
terjun Niagara tetapi tidak ada seorangpun yang mau padahal banyak penonton
yang percaya ketika ditanya apakah Nick Wallenda sanggup menyeberangi air
terjun tersebut. Tetapi pada kenyataannya tidak seorangpun yang mau
mempercayakan dirinya untuk digendong menyeberangi air terjun. Hingga muncullah
seorang anak kecil yang mau digendong menyeberang air terjun tersebut. Banyak penonton
yang kuatir tentang anak kecil tersebut. Banyak juga yang bertanya-tanya
mengapa orang tua anak kecil tersebut mengijinkan anaknya melakukan adegan
berbahaya.
Singkat
cerita mereka berhasil menyeberang dan membuat banyak orang bertepuk tangan dan
berdecak kagum.
Setelah
itu banyak yang mewawancarai anak kecil tersebut mengapa ia mau digendong oleh
Nick Wallenda. Dengan polos ia menjawab, “karena ia adalah ayah saya.”
Woowwww…luaarrrrrr
biasaaaaaa…anak tersebut sungguh-sungguh mau mempercayakan dirinya kepada
ayahnya.
Seharusnya
seperti inilah sikap hati kita kepada Bapa di Sorga.
Jangan
cuma bilang percaya tetapi pada kenyataannya tidak mau mempercayakan hidupnya
kepada Bapa di Sorga.
Jadilah
seorang anak yang sepakat antara mulut dan tindakan kita untuk benar-benar
percaya dan mempercayakan hidup kita kepada Bapa di Sorga.
Matius
3:16-17
(16) Sesudah
dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka
dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, (17) lalu terdengarlah suara dari sorga yang
mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan."
Yesus menjadi model bagaimana menjadi seorang anak bagi Bapa
di Sorga.
4 hal yang dapat
kita pelajari dari ayat di atas :
1.
Identitas
Identitas Yesus sangat jelas, yaitu
Anak.
Seorang ibu memberikan kasih sayang kepada
anaknya tetapi seorang ayahlah yang sanggup memberikan identitas kepada
anaknya.
Ketika sebuah keluarga kehilangan figur seorang
ayah maka sang anak akan mengalami krisis identitas.
Di dalam Bapa Sorgawi kita mendapatkan
identitas yang jelas sebagai seorang anak.
Hanya Bapa Sorgawi yang sanggup
memulihkan hati kita yang mungkin telah hancur karena hubungan dengan ayah kita
yang telah rusak.
Kita berharga di mata Bapa bukan karena
perbuatan kita tetapi kita berharga karena kita adalah anak.
2.
Keintiman
Kalimat “kepadaNyalah Aku berkenan” bukan
hanya ditunjukkan kepada Tuhan Yesus tetapi juga untuk kita. Hal ini menunjukkan
bahwa Bapa tidak menolak kita.
Bapa memberikan keintiman kepada kita
masing-masing.
3.
Disiplin
Bapa tidak hanya menunjukkan kelembutan
tetapi juga ketegasan dalam hal kedisiplinan untuk membentuk karakter kita.
4.
Kasih
yang tidak bersyarat
Di dalam Bapa Sorgawi kita temukan KASIH
MUTLAK yang tidak bersyarat.
GOD
BLESS YOU ALL ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar